SINGARAJA. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mengikuti Rapat Kerja (Raker) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Undiksha Rabu, tanggal 04 Februari 2015. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh staf pimpinan di semua jurusan, staf Tata Usaha dan perwakilan dosen di lingkungan FBS. Raker kali ini merupakan pemantapan dari proses Pra Raker Universitas dan Raker sebelumnya di FBS.
Ada beberapa hal penting dan menarik yang perlu disampaikan terkait dengan keterlibatan Jurusan dalam Raker kali ini. Diketahui bahwa dari evaluasi diri, isu-isu muncul, meliputi gap antara target dan realisasi penerimaan pendapatan, penurunan mahasiswa, dan ada program yang tidak berjalan, seperti PPG. Setelah dievaluasi, penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) – yang selama ini selalu dijadikan sumber untuk mengejar pendapatan lembaga – mengalami penurunan karena:
1. Penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang termasuk tinggi. Sebagai Universitas negeri, UKT ini wajib dan bersifat sekali pungutan.
2. Kompetisi antar PT tinggi, promosi kurang, adanya digital gap (calon mahasiswa tidak semua bisa melakukan sistem online) dan penggunaan bidik misi yang tidak optimal menyebabkan penurunan mahasiswa.
3. Pendapatan diluar pungutan masyarakat tidak memenuhi target. Ini meliputi sekolah LAB, Kantin, Asrama, Edutel, Percetakan, Kopma, dll (temuan BPKP).
Dari kira-kira total 9 milyar dana yang FBS akan dapatkan, sekitar 4 milyar akan dikelola FBS dan sisanya diambil Universitas (sistem proporsi 45% – 55%). Dari dana 4 miliyar tersebut, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mengelola Rp. 532.374.334. Menarik kemudian JPBI harus ‘merelakan’ sebagian anggarannya untuk menyusui 3 jurusan, yaitu Seni Rupa, D3 Bahasa Inggris dan Desain Komunikasi Visual karena Jurusan-jurusan ini memiliki jumlah pemasukan minim, dilihat dari jumlah mahasiswa yang mendaftar dan kemungkinan promosi yang perlu ditingkatkan.
Isu yang mucul dari hal ini sebenarnya banyak. Misal,
1. Kenapa JPBI yang memberi banyak mahasiswa harus menyusui yang lain? Kenapa Jurusan lain tak mengelola apa yang didapatkan secara riil?
2. Kenapa JPBI yang banyak memberi pemasukan, mendapat fasilitas minim yang sama, sedangkan pekerjaan dan administrasinya berbeda jauh?
3. Kenapa honor-honor tak bisa dibayarkan dengan profesional?
4. Kenapa fasilitas kelas tak bisa lebih baik, dengan AC, LCD di kelas dst. padahal memberi banyak dan bahkan dianjurkan menambah kelas, padahal sudah terlalu banyak? Dan banyak lagi.
Namun, meskipun hal-hal diatas terjadi, semangat untuk memajukan jurusan tetap harus dilakukan. Banyak program baru yang arahnya peningkatan kualitas dan perbaikan budaya akademis kami tawarkan untuk bisa terealisasi di tahun 2016. Misalnya, bantuan pengelolaan Web Jurusan, Jurnal LANGUE, langganan jurnal luar terakreditasi – dalam dan luar negeri, bantuan pelaksanaan akreditasi jurusan, bantuan tes IELTS dan kegiatan Professional Development. Beberapa kegiatan lama, dengan ide-ide baru tetap dilaksanakan, misalnya penulisan artikel, bantuan seminar luar lembaga, buku ajar, buku penunjang perkuliahan, naskah akademik, dll. Saat ini, semua dalam proses finalisasi untuk disetorkan ke lembaga.
Acara Raker ini juga dirangkaikan dengan acara Ramah Tamah Fakultas. Dengan tema “Menapak Tahun 2015”, acara beralngsung meriah dan penuh kehangatan. Ide positif seperti ini harus dilanjutkan.
Galeri foto bisa dilihat dibawah ini.
Semoga tulisan ini memberi penjelasan dan informasi mengenai Jurusan dalam konteks FBS dan institusi.