SINGARAJA. Hari Senin, tanggal 16 Maret 2015, staf Jurusan menerima telepon undangan lisan rapat untuk penandatanganan pernyataan sehubungan dengan pengadaan Laboratorium Bahasa di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Undiksha. Telepon ini datang dengan sangat mendadak, hanya kurang dari 15 menit sebelum rapat dimulai pada pukul 10 pagi. Hal ini dengan jelas menunjukkan bagaimana sebuah lembaga merencanakan sesuatu. Pihak Fakultas sendiri dituntut harus menyelesaikan beberapa hal besar, yaitu proposal, TOR dan RAB untuk pengadaan lab-lab ini. Cukup tidak masuk akal, karena pengadaan lab sudah diusulkan jauh-jauh hari, namun mengapa ketika hendak direalisasikan, semuanya serba mendadak sehingga tidak memberi cukup kesempatan untuk mencermati dan bekerja dengan optimal. Belajar dari organisasi dengan manajemen profesional, hendaknya kegiatan-kegiatan yang memerlukan pemikiran dan keputusan besar dan bersama disampaikan dalam waktu cukup bagi pesertanya untuk mengatur agenda kegiatannya masing-masing. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, misalnya, harus mengurus PPG, tes formatif yang tidak semua dosen membuat, dosen yang tiba-tiba tidak bisa mengajar di PPG, administrasi Jurusan, dan Tri Dharma, seperti mengajar.
Rapat ini menyampaikan rancangan beberapa lab, yaitu Lab Multi Edukasi, Lab Micro teaching dan Lab Multimedia dan Gravis (Seni Rupa). Didalamnya ada usulan spesifikasi dan biaya masing-masing lab yang bisa kami lampirkan sebagai berikut.
Lab Multi Edukasi 1 & Lab Multi Edukasi 2
Lab Micro Teaching 1 & Lab Micro Teaching 2
Lab Multimedia dan Gravis 1 & Lab Multimedia dan Gravis 2
Kepada Jurusan atau yang mewakili, diberikan kesempatan untuk mencermati dan menyampaikan ide atau usulan jika ada. Jurusan Bahasa Bali, misalnya mengusulkan Lab Fonetik. Jurusan Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris, misalnya mengusulkan agar Lab Micro Teaching bisa sesuai dengan daya tampung dengan memperhatikan jumlah mahasiswa yang sangat banyak.
Akhirnya, Jurusan melalui Ketua Jurusan menandatangani semacam surat pernyataan yang berisi empat poin, meliputi:
1. Kebutuhan akan peralatan lab untuk penunjang proses belajar mengajar,
2. Kesiapan akan tenaga teknisi yang mampu mengoperasikan lab,
3. Kesiapan akan gedung lab untuk menampung peralatan yang akan diberikan, dan
4. Pernyataan pertanggung jawaban jikalau ketiga hal diatas tidak dapat dipenuhi.
Sebelum poin-poin ini disampaikan secara terbuka, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mengusulkan untuk melampirkan sumber data biaya dan jika perlu dengan pembanding untuk menghindari praktik yang tidak diinginkan, misalnya korupsi. Ini penting ditekankan, untuk kebaikan bersama.
Dengan ini, diharapkan lab-lab tersebut segera bisa dimulai. Sebuah unit belajar dengan fokus bahasa sudah seharusnya memiliki lab bahasa, segera.